Salah satu kabupaten di Yogyakarta yang saat ini tengah berkembang pesat dalam segala bidang adalah Kabupaten Gunungkidul. Gunungkidul terletak di sisi timur agak ke selatan dari pusat Kota Yogyakarta. Siapa sangka daerah yang terkenal tandus dan sulit air ini, tiba-tiba namanya terus-terusan disebut karena masuk ke dalam Geopark Gunung Sewu yang diakui UNESCO. Membuat berbagai sektor di Gunungkidul mulai terangkat naik, terutama pariwisata.
Dibalik batuan kapur ini ternyata banyak bersembunyi surga dunia yang banyak diincar oleh para penyusur goa tingkat dunia. Sungai bawah tanah, batuan, pantai, gunung api purba, hingga budayanya yang masih sangat kental banyak sekali mengundang perhatian banyak orang. Salah satu yang tak ketinggalan adalah persoal batik.
Jika berkunjung ke Gunungkidul terkhusus ke Wonosari, dari arah Jogja kamu akan bertemu dengan sebuah patung berbentuk tangan yang memegang canting di sebelah kanan jalan sebelum Alun-alun Wonosari. Tak hanya itu setelah kamu memasuki setiap lorong gangnya, kamu akan disuguhi tembok bermural batik yang indah sekali. Ya, selamat datang di kampong batik manding.
Kampung Batik Manding terletak di Jalan Wora-wari 19, RT 01 RW 08, Kepek 1, Kepek, Wonosari, Gunungkidul. Kampung Batikn Manding ini diprakarsai oleh sepasang suami istri Guntur Susilo dan Dwi Lestari yang dipantik oleh GCBMI – gerakan seni yang bersifat non-profit, kultural non politis, dan moral non agama yang akhirnya diresmikan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia pada tahun 2018 silam.
Kampung Batik Manding merupakan wujud nyata dari masyarakat dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya. Tidak hanya proses membatik, pelatihan program pemasaran juga diberikan pada anak-anak muda stempat.
Mereka memiliki kegelisahan berupa rasa prihatin dengan nasib batik yang menjadi warisan budaya bahkan sampai diakui UNESCO tapi malah justru mulai tenggelam ditelan zaman. Dari kegelisahan itulah kemudian mereka membuat ide untuk membuat sesuatu yang memang ada kaitannya dengan membatik, dan bisa menggandeng ibu-ibu sekitar.
Tema yang diangkat oleh Guntur pun mengangkat tentang kelokalan, yang akhirnya memilih motif manding sebagai motif khas kampungnya karena memang di kampongnya melimpah pohon manding muda (kepek) di setiap halaman warganya.
Saat ini, Kampung Batik Manding telah menjadi salah satu destinasi kunjungan dari para tokoh World Craft Council (Dewan Kerajinan Dunia). Bahkan sudah menjadi salah satu destinasi wisata, untuk belajar membatik di kampong ini. Segala bentuk informasi terkait batik manding bisa diakses melalui akun instagramnya @Batikmanding.
Sumber : Jogja.suara.com
Wargajogja.net