Pesta batik JIBB kembali di gelar di Yogyakarta dengan mengusung tema “Borderless Batik” yang merupakan wujud implementasi bahwa Yogyakarta menjadi kota batik dunia. Perhelatan akbar tingkat nasional ini menghadirkan para seniman batik serta program-program yang menunjang. Walaupun acara ini dilakukan pada masa pandemi namun tidak menyurutkan semangat serta tidak menghapuskan fakta bahwa Yogyakarta memang ditunjuk sebagai kota batik dunia.
Pengakuan internasional terhadap Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia ditetapkan oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council/WCC) di Dongyang, Provinsi Zhejiang, Tiongkok pada 18-23 Oktober 2014. Penghargaan ini diserahkan oleh Presiden WCC Wang Shan kepada Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X yaitu GKR Pembayun.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Dewan Kerajinan Nasional DIY, Roni Guritno mengatakan bahwasannya Yogyakarta bersaing dengan enam kota di enam negara di Asia Pasifik dalam ajang penghargaan tersebut. Beliau juga yang mengusulkan Yogyakarta sebagai kota batik dunia.
Keputusan dipilihnya Yogyakarta sebagai pusat kerajinan batik dunia lantaran Yogyakarta sendiri lengkap, baik dari sisi sejarah, seni, hingga pengrajin batik yang memiliki nilai ekonomi dibandingkan dengan Solo dan Pekalongan yang merupakan kota penghasil batik di Indonesia selain Yogyakarta.
Dilansir ada tujuh kriteria yang ditetapkan WCC agar suatu daerah layak diberi penghargaan sebagai kota batik dunia. Tujuh kriteria tersebut ialah nilai historis, orisinalitas, pelestarian, nilai ekonomi, ramah lingkungan, nilai global, dan keberlanjutan.
Untuk Jogja sendiri lebih memenuhi syarat daripada dua kota lain di Indonesia. Jogja memiliki sejarah panjang tentang batik, bahkan sejak jaman kerajaan. Bahkan Jogja sendiri sudah memiliki balai pengembang batik yang terletak di Semaki. Di beberapa sekolah juga sudah ada kurikulum untuk membatik sejak SD.
Dengan begitu Jogja menjadi kota yang layak menyandang predikat kota batik dunia hingga saat ini. Festival dua tahunan JIBB ini sendiri, merupakan manifestasi upaya yang dilakukan pemerintah Yogyakarta, dalam merayakan sekaligus nguri-uri batik yang ada di Yogyakarta.
Sumber : Kagama.com