batik parang – Jogja International Batik Biennale 2021 https://www.batikjibb.com/transition_site Mon, 11 Oct 2021 14:05:48 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.1 https://www.batikjibb.com/wp-content/uploads/2021/08/cropped-jibb-icon-32x32.png batik parang – Jogja International Batik Biennale 2021 https://www.batikjibb.com/transition_site 32 32 Mengenal Lebih Dekat Batik Parang https://www.batikjibb.com/transition_site/mengenal-lebih-dekat-batik-parang/ Wed, 25 Aug 2021 02:06:33 +0000 https://www.batikjibb.com/?p=967 […]]]> Percepatan industri fashion dari berbagai belahan dunia yang terjadi saat ini tak membuat batik kehilangan marwah untuk terus berkembang. Batik kini banyak kita jumpai dalam berbagai bentuk dan motif yang makin beragam. Para pengrajin, para desainer terus berupaya memasukkan unsur batik dalam karyanya.

Aneka macam batik saat ini memiliki berbagai motif dan warna, yang menunjukan bahwa batik memang memiliki nilai seni yang tinggi. Berbagai macam motif tidak hanya indah untuk dipandang melainkan memiliki nilai-nilai filosofis yang mendalam.

Salah satu batik yang memiliki nilai filosofis adalah Batik Parang. Batik Parang merupakan salah satu batik tertua yang ada di Indonesia. Batik Parang sudah ada sejak jaman Keraton Mataram Kartasura. Pada masanya Batik Parang hanya boleh digunakan untuk para raja. Namun saat ini sudah diperbolehkan untuk dikenakan masyarakat umum.

Ilustrasi : https://www.kratonjogja.id/

Motif Batik Parang nampak begitu familiar, Ia membentuk semacam garis diagonal dari atas ke bawah yang disusun menyerupai huruf “S” yang berkesinambungan. Warna-warna yang digunakan pun merupakan warna kontras yang lebih gelap agar memiliki kesan elegan saat digunakan.

Jika melihat filosofinya, Batik Parang memiliki pesan yang cukup mendalam. Parang berasal dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi  ke rendah secara diagonal.

Batik Parang memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak. Batik Parang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah terputus, terlihat dari motifnya yang berkesinambungan.

Motif batik peninggalan Kerajaan Mataram ini memiliki filosofi panduan dari sifat tangkas, waspada dan kontinuitas. Kontinuitas dalam mengupayakan kesejahteraan, berbuat baik serta menjalin pertalian keluarga.

Batik Parang memiliki beberapa jenis motif yang berbeda-beda bahkan memiliki filosofi yang berbeda. Adapun beberapa jenis motif Batik Parang adalah Parang Rusak, Parang Barong, Parang Kusumo, Parang Kletik, Parang Curiga, Parang Slobok dan lainnya.

Parang Rusak diciptakan oleh Panembahan Senopati saat bertapa di Pantai Selatan. Motif ini terinspirasi dari ombak yang tak pernah lelah menghantam karang pantai. Motif ini melambangkan kekuasaan dan kekuatan. Pada jaman dulu motif ini hanya boleh digunakan oleh ksatria.

Parang Rusak Barong merupakan hasil pengembangan motif batik parang. Ciri khas dari motif ini adalah memiliki ukuran lebih besar dari Parang Rusak. Motif ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Motif ini memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus menerus. Pada jaman dulu hanya boleh dipakai oleh raja.

Batik Parang Kletik merupakan motif yang memiliki bentuk stilasi yang lebih halus dari parang rusak, bentuk lebih sederhana dan mempunyai ukuran yang lebih kecil. Motif batik ini menggambarkan citra feminism, lembut, menggambarkan perilaku halus dan bijaksana. Motif batik ini pada jaman dulu dikenakan oleh para puteri raja.

Selanjutnya adalah Batik Parang Kusumo berasal dari kata Parang yang berarti lereng dan kusumo yang berarti bunga. Pada jaman dahulu motif batik parang kusumo hanya boleh dikeakan oleh keturunan raja, bila berada di dalam kraton. Para era sekarang kain batik motif ini digunakan pada saat tukar cincin. Makna yang terkandung dalam motif ini adalah bahwasannya hidup harus dilandasi oleh perjuangan untuk mencari keharuman lahir dan batin.

Batik Parang tuding, berasal dari kata Parang dan tuding. Kata tuding berarti menunjuk. Makna dalam batik ini adalah bahwa siapapun yang mengenakannya diharpkan dapat menjadi pengarah, pemberi petunjuk yang bisa menunjukkan hal-hal baik. Motif ini biasanya digunakan oleh orang tua.

Selanjutnya batik Parang Curigo berasal dari kata parang dan curigo. Curigo sendiri adalah nama lain dari bilah keris tanpa warangka. Bentuk keris ini bisa dilihat pada motif-motif geometrik parang yang menyerupai luk keris. Motif ini biasa digunakan untuk menghadiri pesta.

Batik Parang Centung merupakan ragam hias parang yang memiliki bentuk seperti centong (alat mengambil nasi). Motif batik ini cocok digunakan untuk wanita yang sudah menginjak dewasa. Motif ini biasa digunakan untuk menghadiri pesta pernikahan dan digunakan untuk acara pitonan.

Batik yang terakhir adalah Parang Pamor, pamor sendiri dalam bahasa jawa berarti aura atau energi yang terpancar dari diri seseorang. Dengan mengenakan batik ini, auranya akan keluar memancar.

Itulah beberapa makna serta filosofi Batik Parang yang saat ini telah banyak digunakan oleh masyarakat luas.

 

 

 

]]>